Sumber; foto Seputarilmu.com



Norma kesusilaan adalah salah satu jenis norma yang pastinya sering kita amati,rasakan,dan laksanakan di kehidupan sehari-hari.Bersama dengan norma hukum,agama,serta adat,norma ini memiliki peran yang besar dalam mengatur perilaku sehari-hari kita.

Pengertian Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan berasal dari dua kata,yaitu Norma dan Susila.Norma sendiri berarti pedoman-pedoman yang mengatur tingkah laku seseorang dalam kelompok masyarakat.Sedangkan,susila adalah tindakan-tindakan yang baik dan dianggap layak untuk dilakukan dalam sekelompok masyarakat.Tindakan yang susila sangat bergantung pada kelompok masyarakat yang ada.Pada suatu kelompok masyarakat,sebuah tindakan dapat dianggap susila,sedangkan pada kelompok lain,tindakan tersebut dapat dianggap asusila.Oleh karena itu,definisi susila disini sangat bergantung pada nilai-nilai yang dikandung oleh suatu kelompok masyarakat.

Sehingga,dapat ditarik kesimpulan bahwa norma kesusilaan adalah norma yang bertujuan untuk mengatur tingkah laku manusia di suatu masyarakat.Namun,norma ini tidak berasal dari hukum yang jelas, melainkan dari kebiasaan-kebiasaan serta hati nurani yang ada di suatu kelompok masyarakat.Oleh karena itu,meskipun dapat dirasakan secara langsung di masyarakat,norma ini tidak memiliki sanksi dan batasan-batasan yang jelas.Sehingga,norma kesusilaan merupakan salah satu bentuk norma yang sangat mengandalkan kontrol sosial dalam penegakannya.

Tujuan Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan, sama seperti norma lainnya,bertujuan untuk mengatur tindakan-tindakan yang ada di masyarakat.Norma ini berfungsi agar suatu kelompok masyarakat tidak melaksanakan sesuatu yang dianggap menyimpang atau dapat mencoreng nama baik komunitas tersebut.

Secara garis besar,kita dapat menyimpulkan tujuan dari norma kesusilaan adalah sebagai berikut;

1.Menjadi garis besar panduan pola kelakuan seorang individu dalam suatu kelompok masyarakat

2.Menjaga agar suatu kelompok masyarakat tidak terjerumus kedalam perbuatan yang dianggap asusila atau melenceng

3.Menjaga homogenitas budaya dan nilai-nilai dari suatu kelompok masyarakat

4.Menjaga kondisi sosial serta status sosial yang sudah mengakar di masyarakat


Karena sifatnya yang berdasarkan persetujuan bersama suatu komunitas, umumnya norma kesusilaan ini bersifat abu-abu dan kurang jelas apa batasannya.

Ciri-Ciri Norma Kesusilaan

Kita sudah mengetahui bahwa norma kesusilaan berfungsi untuk menciptakan masyarakat yang madani sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.Sekarang,kita akan coba membahas ciri-ciri dari norma ini serta apa yang membedakannya dengan norma lainnya.

Secara umum,terdapat 3 ciri dari norma ini yang membedakannya dengan norma lain.Ketiga ciri tersebut adalah sumber norma,sifat norma,serta sanksi yang diterapkan oleh norma ini.

Sumber Norma Kesusilaan

Ciri pertama adalah apa yang menjadi sumber dari norma tersebut,atau bahasa lainnya adalah,apa yang mendasari.Untuk norma susila,tentu saja yang mendasari adalah nilai-nilai yang berlaku di suatu kelompok masyarakat.Nilai-nilai ini berasal dari kepercayaan,budaya,dan tingkah laku yang dianggap normal di kelompok masyarakat tersebut.Nilai ini juga berasal dari hati nurani atau buah pikir kelompok masyarakat tersebut.Oleh karena itu,seperti yang sudah kita jelaskan diatas,norma ini memiliki variasi yang sangat tinggi antar wilayah.Daerah dengan karakteristik dan nilai yang berbeda, tentu akan memiliki standar susila yang berbeda pula.

Sifat Norma Kesusilaan

Karena norma ini berasal dari nilai-nilai,pikiran,dan kelakuan yang beredar di dalam kelompok masyarakat,maka sifat norma ini pun sedikit berbeda.Norma ini tidak kekal berada di masyarakat, melainkan sangat fleksibel dan sangat cepat berubah-ubah.Selain itu,seperti yang sudah kita jelaskan diatas,norma ini juga tidak universal berlaku di setiap wilayah.Karena nilai yang dianut setiap wilayah berbeda-beda,maka norma ini berlaku secara khusus di daerah lokalnya.Ketika kita pindah ke daerah yang lain,bisa jadi nilai susila yang dianut juga berbeda.Indonesia sebagai negara yang memiliki keberagaman sosial sangat tinggi,tentu saja memiliki norma susila yang berbeda-beda di tiap wilayahnya.

Sanksi Norma Kesusilaan

Ciri terakhir dari norma ini adalah sanksi yang juga sedikit berbeda dibandingkan norma lainnya. Karena tidak ada peraturan baku dan juga hukuman baku jika melanggar,maka sanksi yang bisa diberikan adalah sanksi sosial.Sanksi sosial ini memiliki dua sisi,yaitu dari diri pelanggar itu sendiri, serta dari masyarakat sekitar pelanggar.Karena norma ini didasarkan atas nilai-nilai yang dianut dan dipercayai oleh masyarakat,maka pelanggar tersebut, sebagai bagian dari masyarakat,akan merasakan rasa bersalah ketika melanggar.Selain itu,individu tersebut juga akan malu karena telah melaksanakan hal yang tabu dalam masyarakatnya.

Dari segi komunal,pelanggar tersebut juga akan dihukum secara sosial lewat penghakiman serta pengucilan sosial oleh orang-orang disekitarnya.Hal ini terjadi karena tindakan individu tersebut dianggap menyimpang dari standar-standar yang ada di masyarakat.

Contoh Norma Kesusilaan

Kita sudah belajar banyak mengenai pengertian,tujuan,serta ciri-ciri dari norma kesusilaan.Agar lebih mudah memahami,sekarang kita akan mencoba membahas contoh-contoh dari norma ini yang berlaku di masyarakat.


1.Jujur dalam Berkata dan Bertindak
Salah satu contoh kaidah susila yang paling jelas dan paling sering kita temukan di masyarakat adalah kejujuran.Semua budaya,semua masyarakat pasti menyukai orang-orang yang jujur.Jujur disini bukan hanya dalam berkata saja,namun dalam bersikap dan bertindak pula.

Contohnya adalah seseorang yang menemukan kunci mobil di tengah jalan.Mengetahui bahwa kunci mobil tersebut bukan miliknya,anak tersebut seharusnya memberikan kunci tersebut ke petugas polisi atau pihak berwenang.

Contoh lainnya adalah seorang anak SMA yang sedang ujian. Karena tahu dia tidak belajar untuk mempersiapkan ujiannya, anak tersebut mencontek.Tetapi,teman-temannya yang paham bahwa dilarang mencontek tidak ada yang memberikannya contekan. Tindakan teman-temannya ini adalah salah satu bentuk kejujuran dalam sikap.

Sedangkan,contoh jujur dalam lisan adalah seseorang yang baru pulang tengah malam karena nongkrong dengan temannya.Namun,dia tahu bahwa keluarganya sangat ketat dengan kepulangan di malam hari.Sehingga, dia berbohong bahwa pulang malamnya dikarenakan tugas di kampus yang memang harus diselesaikan hari itu.


2.Berpakaian yang Sopan
Pakaian yang sopan juga menjadi salah satu norma susila yang paling sering kita lihat dan juga kita nilai dari suatu kelompok masyarakat.Bagi kalian yang sering jalan-jalan ke seluruh wilayah Nusantara atau bahkan ke luar negri,pasti melihat kan perbedaan busana di tiap-tiap daerah?Hal ini terjadi karena setiap daerah memiliki standar berpakaian yang berbeda-beda.Standar berbusana ini ditentukan berdasarkan kebudayaan,nilai,serta kebiasaan di wilayah tersebut.

Oleh karena itu,busana yang dianggap sopan di Bali belum tentu dianggap sopan di Aceh.Sedangkan, busana yang dianggap kurang sopan di Bali bisa saja dianggap biasa-biasa saja di Amerika atau Eropa.Sanksi dari penggunaan busana yang tidak tepat lokasi dan sesuai standar kesusilaan lokal antara lain adalah dicibir oleh penduduk lokal.Selain itu,kalian juga bisa menjadi pusat perhatian negatif dari orang-orang disekitar,karena berbeda sendiri dengan yang lain.

3.Berbicara dan Bertindak yang Baik serta Santun
Gaya berbicara dan bertindak juga merupakan salah satu norma kesusilaan yang sering kita perhatikan dan laksanakan dalam kehidupan sehari-hari.Berbicara dan bertindak disini tidak hanya sebatas pemilihan kata,tetapi melibatkan intonasi,bahasa tubuh,serta sorot mata.Tentu saja kita sering mendengar bahwa orang Sunda senantiasa santun dan lemah lembut dalam bertindak dan berbicara. Sedangkan,orang batak keras-keras dalam bertindak dan berkata.Padahal,kalau kita kontekskan,anggapan batak keras ini dilihat dari sudut pandang orang Sunda/Jawa.Bisa jadi,di tanah batak,gaya bicara mereka biasa-biasa saja,atau bahkan sudah tergolong santai.

Bisa jadi pula, gaya bicara orang Sunda yang justru dianggap terlalu lemah lembut hingga kurang meyakinkan atau anggapan-anggapan lainnya yang kurang baik.Oleh karena itu,ketika bertindak dan berbicara,kita harus menyesuaikan gaya kita dengan budaya setempat.Selain itu,kita juga harus bisa memahami dan berempati dengan nilai-nilai berbahasa yang ada di wilayah yang kita kunjungi.

4.Meminta Maaf ketika Berbuat Salah

Meminta maaf ketika berbuat salah merupakan salah satu norma kesusilaan yang dianggap universal. Artinya,hampir semua kelompok kebudayaan menganggap bahwa nilai ini baik dan layak dilestarikan.Hampir semua budaya merasa perlu untuk meminta maaf ketika berbuat kesalahan. Permintaan maaf ini menjadi tanda bahwa kita merasa bersalah telah merugikan orang tersebut dan ingin memperbaikinya.


Post a Comment